Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu data strategis Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperlukan sebagai dasar penentuan kebijakan Pemerintah. Persentase perubahan IHK atau yang lebih dikenal dengan istilah tingkat inflasi/deflasi adalah indikator ekonomi penting yang kualitas datanya perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu.
IHK merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen. Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari paket komoditas tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi masyarakat. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Kenaikan atau penurunan harga barang/jasa mempunyai kaitan yang erat sekali dengan kemampuan daya beli dari uang yang dimiliki masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tetap. Tingkat perubahan IHK (inflasi/deflasi) yang terjadi, dengan sendirinya mencerminkan daya beli dari uang yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin tinggi inflasi maka semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya
Deflasi dan inflasi adalah dua fenomena ekonomi yang berhubungan dengan perubahan tingkat harga dalam suatu ekonomi.
Deflasi: Deflasi terjadi ketika tingkat harga umum barang dan jasa secara keseluruhan mengalami penurunan dalam jangka waktu yang berkelanjutan. Artinya, uang akan memiliki daya beli yang lebih besar dari sebelumnya. Deflasi sering kali dianggap sebagai indikator negatif dalam ekonomi karena dapat menyebabkan konsumen menunda pembelian, produsen mengurangi produksi, dan berpotensi menyebabkan stagnasi ekonomi. Namun, deflasi juga bisa terjadi karena efisiensi produksi yang meningkat, yang sebenarnya dapat bermanfaat bagi konsumen jika harga-harga barang turun.
Inflasi: Inflasi adalah kebalikan dari deflasi, yaitu meningkatnya tingkat harga umum barang dan jasa secara keseluruhan dalam jangka waktu tertentu. Ini berarti uang akan kehilangan daya beli relatif terhadap barang dan jasa. Inflasi biasanya dipantau secara ketat oleh bank sentral dan pemerintah karena inflasi yang tinggi atau tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, menurunkan nilai uang, dan mengurangi daya beli masyarakat.
inflasi yang tidak terkendali atau tinggi juga dapat memiliki dampak negatif, seperti penurunan daya beli, ketidakstabilan ekonomi, dan ketidakpastian bagi konsumen dan bisnis.
deflasi yang berlarut-larut atau berkepanjangan juga dapat memiliki dampak negatif, termasuk penurunan produksi, pengurangan pendapatan, dan stagnasi ekonomi
Jadi, apakah inflasi atau deflasi "lebih baik" tergantung pada konteks dan seberapa terkendalinya fenomena tersebut. Secara umum, stabilitas harga yang moderat dianggap sebagai yang paling diinginkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Itu sebabnya, kebijakan moneter biasanya diarahkan untuk menjaga inflasi tetap stabil dalam kisaran target yang ditetapkan oleh otoritas ekonomi.
Pengertian
Inflasi adalah salah satu indikator untuk mengukur stabilitas ekonomi suatu daerah dalam waktu tertentu, yang memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
BPS menghitung inflasi umum (disebut inflasi) dengan menghitung perubahan relatif indeks harga konsumen (IHK) bulan ke-n terhadap bulan ke n-1. Sebagai contoh IHK bulan Januari 2024 sebesar 105,37 dan IHK bulan Desember 2023 sebesar 104,93, maka inflasi month to month (mtm) bulan Januari 2024 sebesar 0,42%. Artinya pada bulan Januari 2024 terjadi kenaikan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat sebesar 0,42% dibandingkan Desember 2023.