Salah satu indikator ekonomi yang dipublikasikan secara rutin ke publik yaitu angka inflasi, hampir semua negara menghitung angka inflasi untuk menjaga stabilitas keekonomiannya. Diindonesia, penghitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS merilis Berita Resmi Statistik (BRS) Perkembangan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) setiap bulannya secara online melaui melalui kanal youtube, sedangkan naskah BRS dapat diakses melalui website resmi BPS Provinsi Aceh.
Setiap kegiatan perencanaan pembangunan harus selalu didasari penilaian keadaan yang lalu, baik terhadap kemampuan sumber daya yang tersedia maupun usaha pencapaian target secara rasional. Dalam pelaksanaannya, kegiatan perencanaan tersebut memerlukan dukungan data yang akurat dan up to date untuk memudahkan setiap pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan.
Inflasi yang tidak terkendali atau tinggi juga dapat memiliki dampak negatif, seperti penurunan daya beli, ketidakstabilan ekonomi, dan ketidakpastian bagi konsumen dan bisnis.
Deflasi yang berlarut-larut atau berkepanjangan juga dapat memiliki dampak negatif, termasuk penurunan produksi, pengurangan pendapatan, dan stagnasi ekonomi.
Jadi, apakah inflasi atau deflasi "lebih baik"? Tergantung pada konteks dan seberapa terkendalinya fenomena tersebut. Secara umum, stabilitas harga yang moderat dianggap sebagai yang paling diinginkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Itu sebabnya, kebijakan moneter biasanya diarahkan untuk menjaga inflasi tetap stabil dalam kisaran target yang ditetapkan oleh otoritas ekonomi.
Bagikan materi dengan teman Anda